Budaya Jepang kaya akan mitologi dan simbolisme, dan kata-kata yang menggambarkan makhluk mistis dan spiritual merupakan bagian integral dari warisan tersebut. Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana mengatakan "malaikat" dalam bahasa Jepang dan memeriksa konteks budaya dan sejarah dari kata ini.
Kami merekomendasikan membaca:
- Arti Angka Malaikat 111, 222, 333, 444, 555, 666, 777, 888, 999
- 10 Cara Mengatakan "Iblis" dalam Bahasa Jepang
- Seisho no shomei – Buku Alkitab Jepang
Indeks Konten
Malaikat dalam bahasa Jepang: 天使 (tenshi)
Kata Jepang untuk "malaikat" adalah "天使" (tenshi), yang terdiri dari dua karakter kanji:
- 天 (sepuluh): Aksara ini berarti "surga" atau "ilahi" dan digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan langit, seperti cuaca atau fenomena langit, serta elemen suci atau suci.
- 使 (shi): Karakter ini berarti "utusan" atau "utusan" dan digunakan untuk menunjukkan seseorang yang melakukan tugas atau membawa pesan atas nama orang atau entitas lain.
Bersama-sama, karakter-karakter tersebut membentuk kata "天使" (tenshi), yang secara harfiah berarti "utusan surgawi" atau "utusan ilahi". Seperti dalam budaya lain, malaikat di Jepang dipandang sebagai makhluk surgawi yang melayani para dewa dan melaksanakan tugas-tugas ilahi.
Cara Lain Mengatakan Malaikat dalam Bahasa Jepang
神使 (shinshi): Malaikat Kata ini juga berarti "utusan ilahi" atau "utusan surgawi" dan terdiri dari karakter "神" (shin), yang berarti "dewa" atau "roh", dan "使" (shi), yang berarti "utusan" atau "utusan". "神使" (shinshi) dapat digunakan untuk menyebut makhluk surgawi yang mirip dengan malaikat, terutama dalam konteks Shinto.
天人 (tennin): langit dan manusia "天人" (tennin) adalah kata lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan makhluk surgawi atau dewa. Istilah ini terdiri dari karakter "天" (sepuluh), yang berarti "surga" atau "ilahi", dan "人" (nin), yang berarti "orang". "天人" (tennin) dapat diterjemahkan sebagai "orang surgawi" atau "orang ilahi" dan sebagian besar digunakan dalam konteks agama Buddha untuk merujuk pada makhluk surgawi yang berada di alam yang lebih tinggi dari alam semesta Buddha.
Seraphim (セラフィム, Serafimu): Seraphim dianggap sebagai malaikat kelas tertinggi, dan dikenal karena kedekatan mereka dengan Tuhan dan karena terus-menerus memuji dan menyembah dewa.
Cherubim (ケルビム, Kerubimu): Kerub adalah urutan malaikat tertinggi kedua dan sering digambarkan sebagai anak-anak bersayap. Mereka terkait dengan kebijaksanaan dan pengetahuan ilahi.
Malaikat Agung (大天使, Daitenshi): Malaikat Agung adalah malaikat berpangkat tinggi yang melayani sebagai utusan ilahi dan pemimpin malaikat lainnya.
Konteks budaya dan sejarah
Sementara konsep malaikat paling sering dikaitkan dengan tradisi Kristen, Jepang memiliki interpretasinya sendiri tentang makhluk surgawi yang mirip malaikat. Dalam Shinto, agama asli Jepang, ada banyak dewa dan roh yang dikenal sebagai "神" (kami), yang dapat dianggap setara dengan malaikat dalam hal makhluk spiritual yang tinggal di surga atau dunia roh.
Namun, kata “天使” (tenshi) sendiri merupakan impor dari agama Buddha, yang tiba di Jepang sekitar abad ke-6 Masehi dan memasukkan konsep makhluk surgawi dan ilahi yang serupa dengan malaikat dalam agama Kristen. Dalam agama Buddha, ada beberapa kategori makhluk surgawi, seperti “菩薩” (bosatsu), yaitu makhluk tercerahkan yang membantu manusia dalam perjalanan spiritualnya.