Iroha Uta - Puisi Jepang tanpa pengulangan Kana

Nihongo

Per Kevin

"Iroha Uta" adalah puisi yang mencolok yang ditulis oleh Kukai (空海), juga dikenal sebagai Kobo Daishi, seorang biksu Buddha dan penyair terkemuka dari awal Periode Heian (794-1185). Apa yang membuat puisi ini istimewa adalah strukturnya yang unik: setiap kana dari alfabet Jepang digunakan tepat satu kali, tanpa pengulangan. Selain itu, puisi ini mengenkapsulasi makna yang mendalam, terkait dengan kefanaan hidup dan pencarian spiritual. Mari kita jelajahi nuansa "Iroha Uta", maknanya, dan konteks budaya yang mengelilinginya.

Kukai - penulis Jepang

Iroha Uta の起源と意味

Kukai, penulis puisi, adalah sosok berpengaruh dalam pengantar Buddhisme Shingon di Jepang. Sebagai seorang biksu, ia memiliki keinginan kuat untuk mendidik dan menerangi masyarakat tentang prinsip-prinsip Buddha, dan "Iroha Uta" mencerminkan misi tersebut. Puisi ini sering dibandingkan dengan ajaran spiritual yang tersamarkan dalam sebuah karya puitis.

O poema original é o seguinte:

KanaKanji
いろはにほへと
ちりぬるを
わかよたれそ
つねならむ
うゐのおくやま
けふこえて
あさきゆめみし
ゑひもせす 京(ん)
色は匂へど
散りぬるを
わが世 誰ぞ
常ならむ
宇井(有為)の奥山
今日越えて
浅き夢見し
酔いもせず 京(ん)

Segue a versão romanizada do Poema:

Iroha nihoheto  
Chirinuru wo
Waka yo tarezo
Tsune naramu
Ui no okuyama
Kefu koete
Asaki yume mishi
Ehi mo sesu

Ketika diterjemahkan dan diinterpretasikan, puisi ini berkomunikasi tentang sifat sementara kecantikan dan kehidupan, menggunakan gambaran puitis seperti bunga yang mekar dan jatuh. Ini adalah meditasi tentang ketidakkekalan, sebuah konsep pusat dalam Buddhisme, di mana tidak ada yang bertahan selamanya.

Iroha uta - puisi Jepang tanpa pengulangan kana

Struktur Puisi dan Bahasa

Puisi ini adalah contoh klasik dari keindahan bahasa Jepang kuno. Ia menggunakan gaya penulisan yang sangat berbeda dari bahasa Jepang modern. Berikut beberapa detail penting:

  • 匂へど (nioedo): Sebuah contoh bagaimana kata kerja "匂う" (niou, 'harum') dikonjugasikan di masa lalu. Konjugasi "へ" (he) tidak lagi digunakan.
  • む (ん): Dalam puisi, fonem "ん" diwakili sebagai "む", sebuah konvensi dari tulisan kuno.
  • 今日は (kyou): Kata "けふ" mewakili bahasa Jepang modern "今日" (kyou, 'sekarang').
  • Kana yang punah"ゐ" (wi) dan "ゑ" (we) adalah contoh karakter kana yang tidak lagi digunakan dalam bahasa Jepang kontemporer.

Struktur "Iroha Uta" juga sangat menonjol karena komposisinya mencakup semua 47 suku kata dari alfabet Jepang (hiragana) satu kali. Ini menjadikannya sebuah pangram, dan selama berabad-abad, telah digunakan sebagai metode mnemonik untuk mengajarkan alfabet.

Analisis Verse per Verse

Kecantikan yang Sementara

Puisi dimulai dengan bait:

色は匂へど散りぬるを
Iroha nihoheto Chirinuru wo

Terjemahan: Warna-warna harum, tetapi menyebar.

Di sini, warna (色, iro) melambangkan keindahan atau hal-hal yang cerah di dunia ini. Meskipun kita dapat menikmati keindahannya, itu tidak dapat dihindari untuk memudar, seperti bunga yang jatuh. Kukai mengusulkan bahwa tidak ada yang abadi, mencerminkan konsep Buddhis tentang ketidakabadian.

Jepang sering mengaitkan bunga sakura, yang jatuh dengan cepat, dengan sifat sementara dari kehidupan. Simbolisme ini menggema ide bahwa, seindah apapun sesuatu, akhirnya pasti akan berakhir. Penulis mungkin mendorong kita untuk merenungkan tentang sifat sekejap dari keberadaan kita sendiri.

Kehidupan dan Ketidakpastian

O próximo verso é:

わが世 誰ぞ常ならむ
Waka yo tarezo  Tsune naramu

Terjemahan: Siapa yang bisa mengatakan bahwa hidup saya akan tetap sama selamanya?

Pernyataan ini mempertanyakan keberlangsungan eksistensi kita. Kata "わが世" (waga yo) merujuk pada kehidupan itu sendiri atau dunia pribadi. Kukai menggunakan ketidakpastian sebagai titik mediasi. Dia mempertanyakan apakah sesuatu atau seseorang dapat benar-benar tetap tidak berubah. Ini menekankan gagasan bahwa, terlepas dari pencapaian atau status kita, segalanya pada akhirnya akan berubah.

Biku menyarankan bahwa kita harus menerima ketidakpastian hidup, karena melawannya adalah sia-sia. Mungkin, dengan memahami ketidakpermanenan, kita bisa membebaskan diri dari kecemasan dan hidup dengan lebih hadir.

Gunung melintasi

O próximo verso é:

宇井の奥山今日越えて
Ui no okuyama Kefu koete

Terjemahan: Hari ini saya melewati kedalaman gunung Ui.

Kalimat ini mengandung makna yang dalam dan melambangkan perjalanan baik secara harfiah maupun spiritual. Dalam konteks puisi, gunung mewakili tantangan dan kesulitan spiritual. Kata "Ui" (有為) sarat dengan simbolisme Buddhis, merujuk pada sifat yang dapat berubah dan tidak permanen dari realitas.

Kukai mengingatkan kita bahwa hidup penuh dengan rintangan dan gangguan yang menghalangi kita untuk mencapai pencerahan. "Kedalaman gunung" adalah aspek-aspek yang paling sulit dan kompleks dari perjalanan spiritual kita, yang memerlukan keberanian untuk dihadapi dan diatasi.

Spiritual Journey

Verso akhir membawa kesimpulan yang kuat:

浅き夢見し酔いもせず 京
Asaki yume mishi Ehi mo sesu

Terjemahan: Tanpa terjebak dalam mimpi yang dangkal, dalam perjalanan menuju Kyoto.

Garis ini menggambarkan penulis menjalani transformasi spiritual. Setelah menghadapi tantangan hidup dan keinginan duniawi, dia menemukan kedamaian, bebas dari ilusi dan kecemasan. "京" (Kyouto, Kyoto) bisa melambangkan tidak hanya sebuah tujuan fisik, tetapi juga suatu keadaan spiritual yang tinggi.

Ekspresi "浅き夢" (asakiyume, 'mimpi dangkal') merujuk pada keinginan dan ilusi dunia. Kukai, yang sekarang tercerahkan, tidak lagi tergoda oleh mimpi-mimpi ini dan melangkah menuju pencerahan. Perjalanan ini, baik secara harfiah maupun metaforis, mencerminkan penolakan terhadap keinginan material dan pencarian akan ketenangan.

Iroha Uta dalam Budaya Jepang

Iroha Uta" telah meninggalkan jejak yang langgeng dalam budaya Jepang. Selama berabad-abad, itu digunakan di sekolah-sekolah untuk mengajarkan alfabet hiragana. Selain itu, tema-temanya tentang ketidakkekalan bergema dalam banyak aspek estetika Jepang, seperti "wabi-sabi", yang menghargai keindahan hal-hal yang tidak sempurna dan sementara.

Puisi ini juga merupakan pengingat dari filosofi Buddha Shingon, yang dipopulerkan oleh Kukai. Penekanan pada penerimaan ketidakabadian dan pencarian pencerahan spiritual terus menginspirasi orang hingga hari ini.

Makna dan Definisi: machikado