Neet dan Freeter - Generasi tanpa kompromi

Lainnya

Per Suki Desu

Jepang, yang dikenal dengan etika kerja yang kuat dan budaya stabilitas, telah menghadapi perubahan signifikan dalam struktur sosial dan ekonominya. Di antara transformasi ini, terdapat dua kelompok yang mewakili dinamika kehidupan baru di kalangan muda: Neet dan Freeter. Istilah-istilah ini merujuk kepada orang-orang yang, karena pilihan atau keadaan, hidup di luar pola tradisional pendidikan dan pekerjaan.

Kategori-kategori ini mencerminkan fenomena yang telah berkembang tidak hanya di Jepang, tetapi juga di negara-negara maju lainnya, di mana tekanan sosial dan kekakuan pasar kerja membuat banyak pemuda memilih gaya hidup yang kurang konvensional. Mari kita menjelajahi makna dan keunikan masing-masing kelompok.

Baca juga: Tahukah Anda apa itu Hikikomori atau NEET?

Neet dan freeter - generasi yang tidak berkomitmen

Apa arti menjadi Neet?

Singkatan Neet ("Not in Education, Employment, or Training") merujuk pada remaja yang tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak dalam jenis pelatihan apapun. Dalam bahasa Jepang, istilah ini diterjemahkan sebagai ニート (Niito). Tapi bagaimana cara orang-orang ini menghidupi diri mereka? Dalam banyak kasus, para Neet bergantung secara finansial pada orang tua mereka.

Secara historis, Jepang adalah negara di mana pekerjaan seumur hidup adalah norma, dan status sosial sangat terkait dengan pekerjaan. Namun, perubahan ekonomi dan budaya sejak tahun 2000 telah mengubah pemandangan ini, memberikan ruang bagi lebih dari 1 juta pemuda yang memilih gaya hidup ini. Di antara Neet, terdapat berbagai profil, termasuk:

  • Si pemalas: Hanya tertarik pada kesenangan dan tanpa rencana untuk masa depan.
  • Para tahananDikenal sebagai hikikomori, menghindari interaksi sosial dan menghabiskan sebagian besar waktu di rumah.
  • Orang yang ragu-raguMereka tidak tahu jalan mana yang harus diambil dalam hidup, menunda keputusan penting.
  • Orang-orang yang tidak amanMereka kehilangan pekerjaan pertama dan menyerah untuk mencoba lagi karena kurangnya kepercayaan diri.
Neet dan freeter - generasi yang tidak berkomitmen

Sebuah contoh nyata: Hayashi

Hayashi, seorang pemuda berusia 25 tahun, mencerminkan kesulitan yang dihadapi banyak Neet. Setelah merasa tidak mampu bekerja dan menyadari jarak dengan ayahnya, ia mencari bantuan psikologis dan menemukan perspektif baru dengan menjadi relawan di sebuah LSM. Saat ini, Hayashi bermimpi untuk memiliki pekerjaan tetap dan membangun keluarganya sendiri, menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mengatasi batasan emosional dan sosial yang terkait dengan kondisi ini.

Neet dan freeter - generasi yang tidak berkomitmen

Freeter adalah istilah dalam bahasa Jepang yang merujuk pada seseorang yang bekerja paruh waktu atau tidak tetap, biasanya setelah menyelesaikan pendidikan, dan tidak memiliki pekerjaan tetap yang stabil.

Berbeda dengan Neet, Freeter adalah pekerja informal yang memilih pekerjaan sementara. Istilah ini berasal dari kombinasi kata bahasa Inggris "free" (liber) dengan kata bahasa Jerman "arbeiter" (pekerja). Dalam bahasa Jepang, mereka disebut フリーター (Furītā). Sementara orang-orang yang lebih tua melihat mereka sebagai pemberontak yang menolak stabilitas, Freeter memandang pilihan mereka sebagai cara untuk menikmati masa muda sebelum mengambil komitmen yang lebih besar.

Di antara Freeter, terdapat tiga profil utama yang menonjol:

  1. Orang-orang yang tidak termotivasiPemuda yang, meskipun setelah belajar, tidak melihat prospek masa depan.
  2. Para para pen dreamers: Mereka lebih memilih pekerjaan sambilan sambil mengejar karir seni atau kewirausahaan.
  3. Orang yang tidak memiliki pekerjaan tetapMencari stabilitas, tetapi menghadapi kesulitan untuk mencapainya.

Meskipun terlihat bebas, para Freeter sering menghadapi masalah seperti kurangnya tunjangan kerja, kesulitan untuk memulai keluarga, dan ketergantungan yang terus-menerus pada orang tua.

Konbini7

Dampak sosial dan ekonomi

Pertumbuhan kelompok-kelompok ini berdampak langsung pada masyarakat Jepang. Anak muda yang memilih atau dipaksa untuk menjauh dari struktur pekerjaan tradisional berkontribusi pada penurunan tenaga kerja yang stabil, merugikan ekonomi dalam jangka panjang. Selain itu, ketergantungan finansial terhadap orang tua dapat menimbulkan konflik keluarga dan membatasi kebebasan individu anak-anak muda ini.

Di sisi lain, inisiatif seperti LSM dan program pemerintah telah berusaha memberikan dukungan, mulai dari konseling psikologis hingga peluang pelatihan, agar orang-orang ini dapat kembali berintegrasi ke dalam masyarakat.

Tahukah Anda apa itu hikikomori atau neet?

KesimpulanHAI

Neet dan Freeter mewakili sebuah pergeseran dalam tradisi kerja dan stabilitas Jepang, mencerminkan tantangan dari masyarakat yang sedang berubah. Baik melalui pilihan untuk hidup sementara atau kesulitan untuk reintegrasi ke pasar kerja, para pemuda ini menunjukkan pentingnya memahami dan beradaptasi dengan realitas sosial yang baru. Melalui dukungan yang tepat, banyak yang telah berhasil mengatasi tantangan ini, seperti dalam kasus Hayashi, membuktikan bahwa adalah mungkin untuk menempuh jalan baru.

Informasi tentang Anime: 100 Hal yang Ingin Dilakukan Sebelum Menjadi Zombie
Makna dan Definisi: Anna